Hal Yang Belum Tentu Didapat Anak di Sekolah

Mendapat pendidikan akademis disekolah bisa dikatakan wajib bagi kita semua. Terlebih, bagi mereka yang masih berusia muda. Hal ini ditujukan agar mereka memiliki bekal pengetahuan yang baik untuk masa depan mereka. Di luar sekolah pun kita juga bisa mendapat beberapa ilmu yang dipelajari dari lingkungan sekitar.
Ketika orang tua memiliki jam terbang tinggi atau sibuk dengan pekerjaannya, pastinya mereka akan menyerahkan sepenuhnya anak mereka kepada pengajar disekolah untuk mendapat pendidikan akademis. Akan tetapi, pengajar yang ada disekolah belum tentu bisa mengcover semuanya sendiri. 

Hal Yang Belum Tentu Didapat Anak di Sekolah

Nah, disini Ari Blog akan memberikan sedikit info penting yang mungkin bisa bermanfaat untuk anda mengenai hal yang belum tentu didapat anak di sekolah.

Belajar untuk gagal
Kemampuan anak memang memiliki batasan, seperti ketika anak tidak pintar dalam pelajaran matematika. Orang tua pastinya akan memaksakan anaknya untuk bisa memahami pelajaran tersebut. Kalau kita paham, orang tua tidak perlu melakukan hal tersebut. Menurut pengajar yang ada di New York, Rebecca Weingarten, anda harus memberikan pengetahuan kalau suatu saat anak pasti akan menemui sebuah masalah seperti dengan pelajarannya.

Penyelesaiannya, ketika anak anda mereda, anda bisa pendekatan dengan anak mengenai masalah. Melakukan interaksi dengan anak mengenai pekerjaan yang telah ia lakukan dengan baik, terus membicarakan bagian yang salah, kemudian anda bimbing agar dia bisa menjadi lebih baik lagi di kemudian hari.

Perasaan terhadap sesama
Tanpa empati, anak-anak tidak akan menyadari bahwa mereka telah menyakiti orang lain. Sama seperti saat anak menertawakan temannya yang aneh, atau tidak sensitive pada kebutuhan dan opini orang lain. Empati adalah kunci utama agar anak dapat beradaptasi dengan orang lain, baik di sekolah maupun di tempat kerja nantinya.

Solusinya, coba bacakan kisah tentang seorang karakter yang menghadapi masalah, lalu tanyakan apa pendapat anak Anda terhadap kisah tersebut. Pancing dirinya untuk merasakan apa yang dirasakan karakter dalam kisah tersebut.

Fokus pada satu hal
Banyak anak zaman sekarang mengerjakan pekerjaan rumah sambil chatting dengan teman di smartphone. Bagus untuk multitasking? Mungkin. Konsentrasi? Rasanya kurang. Fokus adalah satu-satunya cara seseorang menyelesaikan dan meraih sesuatu.

Solusinya, ajak anak ke supermarket. Biarkan dia membuat daftar belanjaan dan membantu Anda berbelanja. Buatlah jadwal bebas alat elektronik, agar Anda dan anak-anak bisa fokus berbicara satu sama lain. Jadwalkan juga waktu untuk anak mengerjakan pekerjaan rumah.

Menasehati diri sendiri
Dengan masuk ke dalam sekolah, tentu saja kita ingin melihat anak menjadi mandiri. Banyak anak yang merasa minder bila harus diantar orang tua kesekolah terlebih ketika mereka sudah masuk ke seklolah menengah pertama. Menurut Suzita Cochran, seorang psikolog, ia mengatakan kalau seorang anak bisa menasehati diri sendiri, mampu mendukung mereka untuk memiliki sikap mandiri.

Solusinya, biarkan anak memesan makanan sendiri di restoran. Ketika ada masalah dengan teman atau guru, banmtu dia untuk mengungkapkan perasaannya, buatlah dia memilkirkan bagaimana reaksi orang lain.

Berbicara dengan orang yang lebih dewasa
Seorang anak tentu saja memiliki keterbatasan ketika berkomunikasi dengan orang dewasa. Sebenarnya, hal tersebut mampu membahayakan komunikasi mereka. Kebanyakan dari anak-anak kita, mereka hanya mampu merespons satu dua patah kata ketika berbicara dengan orang dewasa. Dengan memiliki komunikasi dengan baik dengan semua orang, hal tersebut tentu sebuah sikap yang positif karena mampu membuka banyak kesempatan.

Solusinya, ingatkan anak apa yang Anda harapkan saat berbicara dengannya, dan berikan contoh.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di http://aribloggermuda.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar

agen bola

Arsip Ari Lainnya